Untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa, Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unsri mengadakan kegiatan Praktik Kuliah Lapangan (PKL). Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan akademik sebagaimana tecantum dalam Kurikulum Pendidikan Biologi FKIP Unsri. Untuk Tahun akademik 2010/2011, kegiatan PKL ini telah dilaksanakan pada tanggal 17 s.d. 26 Januari 2010, di Provinsi Bali, Yogyakarta dan Bandung. Perjalanan darat dari Palembang menuju Bali memakan waktu yang cukup panjang dan melelahkan.
Adanya traffic jam di beberapa tempat, antara lain di pintu tol Merak Jakarta akibat perbaikan jalan tol.
Waktu tempuh yang biasanya 2 jam menjadi 5 jam. Kemacetan di jalur Pantura Jawa Timur memaksa kami mengambil jalur alternatif melewati Semarang ke Probolinggo. Harapan bisa menyeberangi Selat Bali dari Ketapang ke Gilimanuk pagi hari, tidak tercapai, karena perjalanan harus memutar arah lagi ke Situbondo, akibat jalur Probolinggo - Situbondo putus karena ada kecelakaan yang praktis menutup seluruh badan jalan. Namun demikian, salah satu hikmahnya adalah kami dapat menikmati pemandangan sepanjang jalan Situbondo - Banyuwangi, tepatnya di Taman Nasional Baluran yang didominasi oleh pepohonan Jati. Setelah berjuang lebih dari 50 jam, rombongan sampai di Pelabuhan Gilimanuk, Bali tanggal 19 Januari 2011 pukul 14.11 WITA.
Welcome to Bali.
Sepanjang perjalanan dari Gilimanuk ke Denpasar, kami disambut dengan aroma segar ekosistem tropis. Pepohonan rimbun di tepi jalan dengan akar gantung yang menjuntai, pemandangan indah dari ekosistem sawah bertingkat di kiri dan kanan jalan. Sesekali terlihat upacara adat bali dilaksanakan di beberapa pura.
Mencari spesimen di Tanah Lot |
Hari ketiga diisi dengan wisata belanja, suatu kegiatan yang merupakan pelengkap kuliah lapangan. Membelikan oleh oleh khas bali buat sanak keluarga yang ditinggalkan tampaknya menjadi satu keharusan. Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju Yogyakarta. Bye Bali...
Pantai Krakal |
Formasi Pescaprae di Pantai Krakal, terlihat asosiasi Ipomoea pescaprae dan Pandanus sp. |
Setelah dirasakan cukup, koleksi kami bawa ke parkir bus, lebih kurang 500 m dari pantai. Di sana dilakukan preparasi pengawetan dan pengemasan spesimen. Mahasiswa dengan tekun melakukan kegiatan ini.
Karena masih ada waktu, kami sempatkan mampir di Pantai Baron, untuk menikmati pemandangan dan berfoto sebelum hujan kembali turun. Pantai ini sangat indah, dengan hamparan kapal-kapal nelayan, pasir dan karang sebagaimana ciri khas pantai selatan Gunung Kidul.
Di Pantai Baron, DIY, 23 Januari 2011 |
Keesokan harinya mahasiswa melihat wirausaha kerajinan perak dan mengunjungi workshop tempat membuat kerajinan tersebut. Beberapa mahasiswa terlihat asyik mengamati bahkan mencoba belajar membuat perhiasan perak.
Acara kemudian dilanjutkan berkunjung ke Kraton Yogyakarta, suatu simbol Kesultanan Yogyakarta yang tetap bertahan hingga saat ini. Tidak lengkap ke Yogyakarta kalau belum mengginjakkan kaki ke kraton. Bagaimanapun juga, Yogyakarta identik dengan Kraton.
Rencana ke Taman Pintar Yogyakarta tidak terealisasi, karena ternyata wahana graha teknologi ini tutup pada hari senin. Demikian pula rencana berkunjung ke Borobudur, salah satu warisan keajaiban dunia, menjadi batal, karena pada malam sebelumnya tersiar kabar di televisi, jalan Yogya - Magelang putus akibat genangan banjir lahar dingin merapi. Karena itu perjalanan dilanjutkan ke Candi Prambanan. Ini adalah rangkaian kegiatan terakhir di Yogyakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandung.
Kami sampai di Bandung subuh hari Selasa, beristirahat di salah satu Rumah Makan yang memiliki view pemandangan hutan pinus yang asri di Cikole Lembang, menunggu pagi. Setelah menikmati sarapan, kami bergerak ke Gunung Tangkuban Parahu, tidak jauh dari tempat istirahat tersebut. Mengamati vegetasi gunung Tangkuban Parahu, tidak berbeda dengan vegetasi gunung berapi di Indonesia lainnya yang didominasi oleh
Ericaceae, yakni dari jenis Vaccinium varingiaefolium. Selain itu dijumpai juga kayu seru (Schima walichii) kecubung gunung (Brugmansia candida), dan paku tiang (Cyathea). Ditemukan juga tumbuhan yang dikenal dengan nama tabat barito (Ficus deltoidea), suatu jenis Ficus yang sering dijumpai di kawasan vulkanik, dengan daun berbentuk delta dan memiliki bintik sulfur.
Setelah puas menikmati kawah Ratu dan Upas, memasuki gua sempit dan menikmati segarnya air Cikahuripan yang konon katanya masih berkaitan dengan legenda Dayang Sumbi dan Tangkuban Parahu, perjalanan PKL ini usai sudah. Setelah mampir di Cibauyut, tempat penjualan sepatu dan kerajinan kulit lainnya, kami pulang ke Palembang.
Suatu perjalananan yang mengesankan dan mudah-mudahan dapat menambah wawasan khususnya bagi para mahaisiswa Pendidikan Biologi FKIP Unsri.
6 komentar:
Kereen Pak..
weew,,,keren pak,,
izin ngeshare ya pak.. :)
Mantabbb
keren pak
@Bulek: mksh
@Arief: OK silakan...
@Adi: Mksh..
Saya Nisa, Biologi 10 kampus Palembang. Subhanallah,,,,seems interesting, it could be a source of inspiration nih.. :) Nice blog sir.. :) I like it...
Pak, kalau ada waktu senggang pkl 2015 jg dishare dong pak... :)
Posting Komentar